2025/6/16 Pekerja Sosial Yudisial: Dari Pinggiran Sosial hingga ke Dalam Tembok Penjara — Dukungan bagi Kaum Rentan dan Kesehatan di Lapas
- Publication Date :
- Last updated:2025-06-16
- View count:5
Anak-anak dan remaja yang ditempatkan di pinggiran masyarakat serta narapidana di dalam lembaga pemasyarakatan membutuhkan dukungan sistematis dan lintas bidang yang lebih menyeluruh. Untuk itu, Asosiasi Pekerja Sosial Yudisial Taiwan bersama Lembaga Pemasyarakatan Chiayi, Kementerian Kehakiman, menyelenggarakan "Program Pengembangan Jaringan Regional Pekerja Sosial Yudisial" pada 16 Juni 2025, bertempat di Aula Rixin Penjara Lama Chiayi.
Forum ini berfokus pada tantangan reintegrasi keluarga bagi anak-anak yang ditempatkan serta dukungan kesehatan dan psikologis bagi narapidana. Acara ini menghadirkan berbagai pemangku kepentingan dari bidang kesehatan jiwa, pencegahan narkoba, kesejahteraan sosial, hingga pemasyarakatan untuk bersama-sama membahas isu nyata dan solusi terkait "bagaimana anak-anak dapat kembali ke rumah" dan "bagaimana hak atas kesehatan dapat diimplementasikan di lapas."
Ketua Asosiasi Pekerja Sosial Yudisial Taiwan, Prof. Wu Hui-Ching, menegaskan:
"Pekerja sosial yudisial adalah jembatan yang memberikan kesempatan kedua bagi mereka yang terstigma dan terabaikan. Ketika masyarakat bersedia memberikan kesempatan kedua, pekerja sosial yudisial adalah pintu yang terbuka."
Ia menambahkan bahwa forum ini menunjukkan kekuatan pekerja sosial yudisial dalam mengatasi keterbatasan sistem dan pentingnya kolaborasi lintas sektor.
Wakil Ketua Departemen Pekerjaan Sosial Universitas Sains dan Teknologi Nasional Pingtung, Dr. Chang Li-Yu, juga menambahkan:
"Nilai pekerja sosial yudisial terletak pada kemampuannya menghubungkan sistem profesional yang berbeda dan memberikan dukungan serta pemberdayaan nyata bagi individu dan keluarga."
Beliau menekankan bahwa integrasi efektif sumber daya lokal di wilayah selatan akan menjadi kunci penting dalam membalikkan situasi berisiko tinggi dan mendorong reintegrasi sosial. Oleh karena itu, baik reintegrasi keluarga anak yang ditempatkan maupun perawatan kesehatan narapidana tidak dapat ditangani oleh satu sistem saja.
Sesi pagi membahas secara mendalam tema "Hak Asuh Orang Tua dengan Ketergantungan Narkoba, Penempatan Anak, dan Reintegrasi Keluarga".
Pengawas Pusat Pencegahan Bahaya Narkoba Kota Chiayi, Jiang Yan-Yi, menyampaikan bahwa banyak orang tua dengan masalah ketergantungan narkoba merasa tidak berdaya dan bersalah setelah anak mereka ditempatkan, dan kepercayaan masyarakat terhadap mereka hampir hilang sepenuhnya. Ia menegaskan, "Kami bukan tidak ingin menjadi orang tua," adalah jeritan hati dari banyak orang tua dengan latar belakang tersebut.
Pekerja sosial parenting dari Aliansi Dunia Bahagia Taiwan, Lü Xiou-Juan, bersama dengan pekerja sosial senior dari Biro Sosial Kabupaten Chiayi, Cai Ying-Xuan, melalui studi kasus nyata menunjukkan bahwa meskipun sistem penempatan menjamin keamanan anak, sistem tersebut secara diam-diam juga menutup kemungkinan reintegrasi keluarga.
Mereka menyerukan perlunya mengganti label statis dengan evaluasi dinamis, agar setelah menerima perawatan dan dukungan, para orang tua memiliki harapan untuk mendapatkan kembali hak asuh. Dengan dukungan lintas profesi, keluarga dapat kembali memiliki kemampuan merawat anak, menjadikan "pulang ke rumah" bukan sekadar impian. Hal ini bukan hanya isu hak asasi manusia, tetapi juga inti dari prinsip kepentingan terbaik anak.
Sesi sore berfokus pada topik "Hak Kesehatan Narapidana dan Penanganan Pencegahan Bunuh Diri".
Wakil Kepala Lapas Chiayi, Zhong Zhi-Hong, menekankan bahwa narapidana tidak boleh menjadi warga kelas dua yang kehilangan perlindungan hak-hak dasar konstitusional. Sesuai dengan pandangan WHO, layanan kesehatan bagi narapidana harus terintegrasi dengan sistem pelayanan kesehatan masyarakat, agar mereka memperoleh perlakuan kesehatan yang setara. Oleh karena itu, otoritas kesehatan dan lembaga pemasyarakatan harus bekerja sama untuk menjamin hak kesehatan narapidana.
Psikolog klinis Liang Jia-Lin dan pekerja sosial Wang Hong-Min membagikan studi kasus narapidana yang sebelumnya berulang kali mencoba bunuh diri sebelum masuk lapas, untuk membangun dialog dengan komunitas dan membentuk jaringan sumber daya serta model kerja sama lintas sektor. Ini bertujuan menyediakan layanan transisi yang mulus sebelum dan selama masa pidana.
Pengawas dari Dinas Kesehatan Kabupaten Chiayi, Yang Zhi-Wei, menyampaikan bahwa pusat kesehatan jiwa di komunitas memiliki kapasitas untuk mengambil alih sebagian peran dukungan psikologis dari sistem pemasyarakatan. Namun demikian, dalam proses kolaborasi ditemukan bahwa masih terdapat tantangan besar dalam integrasi sistem dan mobilisasi sumber daya.
Penyelenggara berharap melalui penguatan kerja sama horizontal antara bidang medis, psikologi, kesejahteraan sosial, dan pemasyarakatan, dapat terwujud perlindungan hak kesehatan bagi narapidana.
Wakil Kepala Divisi Medis Lapas dari Badan Pemasyarakatan Kementerian Kehakiman, Hua Shao Nafa-Liu, juga menegaskan pentingnya pekerjaan sosial yudisial dan menyatakan bahwa lembaga pemasyarakatan akan terus memperkuat kerja sama lintas sektor dengan berbagai jaringan untuk mewujudkan pertukaran profesional dan integrasi sumber daya.
Forum ini tidak hanya menjadi tonggak penting dalam penguatan jaringan layanan pekerja sosial yudisial, tetapi juga menjadi fondasi kuat bagi kolaborasi lintas profesional yang berkelanjutan di masa depan.