2024/4/30 Upacara Pemberian Inisiasi dan Penyucian Patung Buddha
- Publication Date :
- Last updated:2025-04-22
- View count:8

Untuk merayakan hari kelahiran Sang Buddha Shakyamuni, Vihara Yuanfu di Gunung Fo Guang Shan, Chiayi, mengadakan upacara "Inisiasi Penerimaan Agama dan Upacara Mandi Buddha" khusus untuk para tahanan di lembaga pemasyarakatan ini. Upacara ini dipimpin oleh Bhikkhu Hui Lun, Wakil Kepala Vihara Fo Guang Shan. Sebanyak 52 tahanan yang mengikuti acara ini melakukan persembahan sembahyang, pembacaan Sutra Hati, memohon berkah, mengucapkan janji, serta bertobat, menyelesaikan ritual penerimaan agama dan secara resmi menjadi murid Triratna (Tiga Permata).
Bhikkhu Hui Lun tidak hanya menjelaskan makna penerimaan agama pada Triratna, tetapi juga mendorong para tahanan untuk membuka "senter batin" mereka, dan melalui tindakan "Tiga Kebaikan" (berbicara baik, berbuat baik, berpikir baik), mereka dapat semakin dekat dengan para Buddha dan Bodhisattva, serta menyinari hati mereka sendiri sembari menerangi orang lain. Setelah itu, dengan iringan musik mantram nama Avalokiteshvara yang lembut dan khusyuk, Bhikkhu Hui Lun menyiramkan air suci dengan ranting pohon kayu manis kepada para peserta, dan bersama-sama membacakan doa harapan untuk perayaan Hari Kelahiran Buddha.
Sekretaris Lembaga Pemasyarakatan, Bapak Lü Wei Jun, menyampaikan sambutan dan mengucapkan selamat kepada para tahanan yang kini menjadi bagian dari agama Buddha, memperoleh kehidupan baru, serta mendorong mereka untuk menjauhi keburukan, melakukan perbuatan baik, menyesali kesalahan, dan kembali ke masyarakat serta keluarga dengan hati yang tulus. Sebagai ungkapan terima kasih atas penyelenggaraan upacara yang khusyuk dan bermakna ini, Bapak Lü memberikan sertifikat penghargaan atas nama Kepala Lembaga Pemasyarakatan. Kemudian, Bhikkhu Hui Lun, Bapak Lü, dan Kepala Divisi Pendidikan, Bapak Xiao, membuka upacara mandi Buddha dengan iringan suara mantram yang lembut.
Bhikkhu Jue Yu, Kepala Vihara Yuanfu, juga menceritakan kisah klasik dalam agama Buddha bahwa saat kelahiran Sang Buddha, beliau dapat berjalan tujuh langkah setelah dilahirkan, tangan kanan menunjuk ke langit dan tangan kiri ke bumi, seraya mengatakan: "Di langit dan di bumi, hanya aku yang paling mulia." Pada saat yang sama, para dewa dan Bodhisattva serta naga-naga dan makhluk surgawi lainnya memuji beliau, sembilan naga menyemburkan air wangi yang turun seperti hujan dari langit, menyucikan tubuh Buddha. Inilah asal mula tradisi mandi Buddha pada hari kelahiran Buddha, sebagai bentuk perayaan dan penghormatan terhadap kebajikan Buddha. Diharapkan, melalui upacara mandi Buddha, kita dapat membersihkan kotoran batin, mencuci pikiran yang penuh keraguan dan keinginan duniawi, mengubah dunia yang penuh penderitaan menjadi tanah suci kebahagiaan, serta membimbing hati yang jahat menuju kebajikan Bodhi. Inilah makna sejati dari upacara mandi Buddha.
Lebih dari seratus tahanan dan peserta yang hadir, dengan bimbingan para bhikkhu dan bhikkhuni, pertama-tama melakukan penghormatan kepada patung kecil Putra Suci, kemudian dengan iringan musik yang indah dan menenangkan, mereka mandi Buddha dengan penuh kesungguhan dan kebahagiaan, menyelesaikan sebuah upacara yang mulia dan penuh makna.